Globalisasi yang terjadi beberapa tahun belakangan membuat
kompetisi di dunia usaha semakin ketat, terutama untuk industri jasa dengan
produk yang serupa. Hal yang paling penting untuk mencapai keberhasilan dalam bisnis ini
selain produk yang berkualitas, juga suasana kerjasama dan jumlah
hasil kerja tim dalam penjualannya. Karyawan yang diposisikan menjadi team
terdepan dan mengetahui apa kebutuhan konsumen adalah first line staff, untuk
itu sangatlah penting bagi sebuah perusahaan untuk memotivasi, memberikan
penghargaan, dan melatih karyawan ini untuk menjadi karyawan berkualitas.
Starbucks Corporation, sebuah perusahaan
terkenal di dunia dengan bidang retail, dengan konsep sebuah restoran
menghadirkan produk utama adalah kopi dan teh. Di dunia Starbucks Corporation sudah memiliki sekitar 4000 cabang, dan termasuk perusahaan dengan
perkembangan yang cepat di Amerika. Starbucks Corporation selain terkenal
dengan kualitas kopinya juga dikenal dengan pelayanan konsumen dan perusahaan
dengan biaya yang tinggi. Starbucks membangun sebuah lingkungan bisnis dimana
mensosialisasikan ke konsumen sebuah produk dengan harga yang sesuai dengan
produknya dan tidak ada batasan umur untuk datang dan menikmati produk di
outlet.
Selain itu Starbucks juga memperhatikan kepuasan dari para karyawanya. Besaran Turnover untuk
pegawai di starbuck berkisar 65%, dan untuk level manager sebesar 25%. Dibandingkan dengan industri sejenis sebesar 150% sampai 400% dan 40%.
Dapat dilihat bahwa angka turnover di
Starbucks masih dibawah industri sejenis (Michelli,
2006)
Sehingga Starbucks dapat dijadikan salah satu sebuah model bisnis yang optimal dengan memperhatikan beberapa faktor yaitu motivasi karyawan, kepuasan pelanggan dan kerjasama tim.
Sehingga Starbucks dapat dijadikan salah satu sebuah model bisnis yang optimal dengan memperhatikan beberapa faktor yaitu motivasi karyawan, kepuasan pelanggan dan kerjasama tim.
CEO Starbucks, Howard Schultz,
menganggap bahwa puncak kesuksesan di Starbucks bukan kopi tetapi karyawan.
Dengan menambah pengalaman kerja karyawan dan memberikan kesempatan promosi
bagi mitra kerja adalah cara untuk meningkatkan keberlanjutan (Sustainibility)
perusahaan. Schultz yakin bahwa semangat Starbucks adalah karyawan dan rasa
terhormat sebagai karyawan Strabucks adalah nilai (value) sebagai
seorang karyawan Starbucks. Karyawan perlu untuk memiliki pengetahuan yang baik
dan pelatihan untuk kinerja yang lebih baik dalam sebuah perusahaan (Michelli,
2006). Starbucks membuat lingkungan kerja yang aktif sehingga membuat karyawan
menanamkan nilai-nilai Starbucks dalam diri mereka, sehingga
mereka dapat memotivasi para mitra untuk kepuasan diri dan kemudian mencapai
kinerja yang lebih baik.
Sejarah Starbucks
Starbucks dimulai dari sebuah kedai kopi
yang didirikan oleh tiga orang yaitu Jerry Baldwin, Zev Siegl, and Gordon
Bowker, Ketiga sahabat tersebut sama-sama kuliah di University of Seattle. Pada
tahun 1971, Starbucks dikenal dengan nama “Starbucks Coffee, Tea, and Spice”
dan didirikan di Seattle, Washington’s Pike Place Market. Starbucks mendapatkan keuntungan dengan
menjual Biji kopi siap olah (roasted
coffee beans) ke konsumen langsung dan ke restoran. Perjalanan bisnis
Starbucks berkembang pesat dengan membuka empat toko di tahun 1982, hal ini membuat
Howard Schultz seorang salesman Hammerplast sebuah perusahaan alat rumah tangga
dari New York tertarik untuk mengunjunginya. Howard Schultz ingin mengetahui
mengapa sebuah usaha kecil membutuhkan jumlah yang besar dari produk dari
Hammarplast yaitu percolators (teko kopi). Hubungan bisnis antara kedua
perusahaan ini membuat Howard Schultz mengenal pendiri Starbucks dan ingin
menjadi bagian dari Starbucks dikarenakan lingkungan dan atmosfir Starbucks
yaitu totalitas orang-orangnya dalam memilih dan mengolah kopi, sehingga
tertarik untuk bergabung dan menduduki posisi marketing and retail sales
director.
Pada 1983, Howard Schultz yang
baru setahun bergabung dengan Starbucks, melakukan lawatan bisnis ke Milan,
Italia. Dia tertarik dengan gaya warung-warung kopi di sana, yang menyediakan
kehangatan dan kafe sebagai tempat bersosialisasi, hal ini membuat beberapa
orang beranggapan kopi sebagai gaya hidup, tempat berkumpul dan ngobrol dengan
teman. Schultz ingin menerapakan gaya tersebut di Amerika Serikat, kafe kopi
yang tersebar dan digunakan sebagai tempat bersosialisasi dan sebagai gaya
hidup. Hal ini membuat Schultz pada saat kembali ke Seattle dan mengusulkan Starbucks
menirunya, di dalam benaknya warga Amerika Serikat (AS) pasti menyukai
warung-warung kopi seperti itu. Tapi, trio guru bahasa Inggris Jerry Baldwin,
guru sejarah Zev Siegel, dan penulis Gordon Bowker, yang mendirikan Starbucks
pada 1971, tak setuju. Schultz memilih untuk mendirikan toko kopi baru, bernama
II Giornale, di Seattle, setelah dua tahun ke depan, karena strategi sukses
Schultz tiga pemilik asli Starbucks memutuskan untuk menjual perusahaan mereka
kepada Schultz. Kemudian Schultz berkumpul investor lain dan mengambil alih
nama II Giornale ke Starbucks. Dia berusaha untuk mengejar impiannya untuk
membuat semua orang bisa meminum kopi, sehingga ia terfokus pada ekspansi perusahaan.
Pada saat itu Schultz berfikir bahwa cara yang paling efisien untuk pertumbuhan
perusahaan adalah dengan membuka outlet baru di tempat baru. Pada tahun 1987
Starbucks membuka outlet di luar Amerika pertama kali di Jepang, pada
tahun-tahun berikutnya Starbucks mengalami defisit karena melakukan strategi perluasan perusahaan
dengan menambah jaringan outlet baru. Schultz yakin bahwa untuk terus mendukung
intregitas jangka panjang perusahaan dan tidak memikirkan profit tetapi hanya
jangka pendek (Michelli, 2006). Tahun 1991 Starbucks mengalami
keuntungan dan penjulan meningkat sampai 84%, tahun 2002 Starbucks berkembang
dari hanya memiliki 17 outlet menjadi 5688 outlet yang tersebar di 30 negara
dengan strategi perluasan yang dilakukan oleh Schultz, berkembang 300 persen
berkembang dalam waktu 10 tahun. Majalah
Fortune mencatat tahun 2005 Starbucks masuk perusahaan terbaik urutan ke 11 di
Amerika Serikat, kemudian menduduki urutan ke 29 pada tahun 2006 dan di tahun
2007 menduduki peringkat ke 16. Pada tahun 2007 Starbucks menjadi sepuluh besar
perusahaan dengan tempat kerja terbaik di Inggris.
Struktur Organisasi Starbucks
Struktur Organisasi yang dikembangkan oleh Starbucks Company merupakan metode langkah fokus untukmengawasi kinerja subordinat yang membawahi lingkup operasi bisnis Starbucks di wilayah tertentu. ParaEksekutif Starbucks mengawasi jalannya perusahaan pada kedudukan perusahaanya yakni diSeattle,Washington,USA.Pada lingkup negeri mereka yaitu AS, maka para District Manager mereka-lah yangbertanggung jawab menjalankan dan mengawasi kinerja setiap outlet regional di wilayah AS danmelaporkan langsung pada kantor pusat.Pada setiap outlet kopi Starbucks,

ANALISIS
PERILAKU ORGANISASI
Berdasarkan buku “ The Starbucks Experience”, perusahaan tersebut dalam menjalankan operasionalnya memberikan 5 prinsip yang ditanamkan kepada karyawannya, yaitu :
a. Prinsip Pertama – Lakukan dengan Cara Anda – (Make it Your Own)
Starbucks memberikan kebebasan kepada karyawannya (atau partnernya) untuk melakukan apa saja untuk memastikan konsumen mendapatkan pelayanan atau pengalaman yang baik.
b. Prinsip Kedua – Semuanya Penting – (Everything Matters)
Karyawan Starbucks dilatih untuk selalu memperhatikan detail – detail yang terkecil yang sangat penting bagi konsumennya. Aktivitas ini dibedakan menjadi 2 aktivitas yaitu “above deck” (yang terlihat) maupun “below deck” (yang tidak terlihat).
c. Prinsip Ketiga – Kejutan dan Kesenangan – (Surprise and Delight)
Di Starbucks, membudidayakan kemampuan mereka untuk memberikan kepuasaan bagi pelanggannya dan melebihi apa yang mereka harapkan. Sehingga karyawan harus mampu memberikan kejutan – kejutan atau kesenangan dari sumber – sumber yang tak terduga.
d. Prinsip Keempat – Terbuka Terhadap Kritik – (Embrace Resistance)
Karyawan Starbucks harus selalu menerima masukan, baik yang positif maupun yang negatif dan menggunakan masukan negatif tersebut sebagai pelajaran untuk melakukan pengembangan.
e. Prinsip Kelima – Leave Your Mark
Starbuks memiliki sebuah komitmen yang kuat disekitar mereka. Prinsip ini terfokus pada aspek sosial perusaahaan, termasuk di dalamnya aktivitas tentang lingkungan dan berbagai macam masalah sosial, atau yang biasa disebut dengan Corporate Social Responsibility (CSR).
SAHAM DAN LAPORAN KEUANGAN STARBUCKS
Starbucks Corporation sahamnya turun 1.53 persen menjadi $ 40.92 dengan jumlah transaksi 6.930.852 lembar saham yang diperdagangkan.
Prediksi hari ini :
Beli : 40.50, 40.20 Jual : 41.61, 42.05
TP : 42.04 TP : 41.00
Stoploss : 38.00 Stoploss : 44.00
Starbucks Corporation sahamnya turun 1.53 persen menjadi $ 40.92 dengan jumlah transaksi 6.930.852 lembar saham yang diperdagangkan.
Prediksi hari ini :
Beli : 40.50, 40.20 Jual : 41.61, 42.05
TP : 42.04 TP : 41.00
Stoploss : 38.00 Stoploss : 44.00